Berpeci, Ber-AI: Dua Santri SMA ZAHA 1 Genggong Jadi Delegasi Pelatihan TIK

Bagikan

PROBOLINGGO, Senin (27/10/2025) BeritaHarianIndonesia.com — Berpeci putih dan berseragam rapi, dua santri SMA ZAHA 1 Genggong berdiri di tengah arena pelatihan kecerdasan artifisial. Sebuah pemandangan yang menegaskan bahwa tradisi dan teknologi kini berjalan beriringan.

Keduanya adalah Ahmad Yazed Hamdani dari kelas XI-B dan Muhammad Arkhan DHR dari kelas X-A. Mereka menjadi delegasi sekolah dalam Pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Gelombang IX yang diselenggarakan di Aula Sabha Nusantara (ASNI), SMKN 2 Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, pada 21–23 Oktober 2025.

Pelatihan ini mengusung tema “Tenaga Siap Gapai Mimpi melalui Kecerdasan Artifisial dalam Membangun Inovasi Digital Berbasis Keadilan Sosial.” Kegiatan tersebut bertujuan membentuk generasi muda yang mampu memahami, mengembangkan, dan memanfaatkan teknologi artificial intelligence (AI) untuk menciptakan inovasi digital yang relevan dan beretika.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA ZAHA 1 Genggong, Muhammad Syifauddin atau Bogel, menegaskan bahwa keikutsertaan santri ini menjadi pembuktian bahwa pendidikan berbasis pesantren tidak tertinggal dalam dunia teknologi.

“Kami ingin santri tidak hanya unggul dalam akhlak dan pemahaman keagamaan, tetapi juga cakap dalam teknologi modern. Era AI menuntut generasi kita untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga kreator inovasi digital,” ujarnya.

Ia melanjutkan, pelatihan ini menjadi modal penting bagi siswa untuk memahami cara kerja teknologi kecerdasan artifisial dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sosial.

“Kegiatan ini menjadi titik awal bagi mereka untuk berpikir kritis, kreatif, dan solutif dalam menghadapi tantangan masa depan. Harapannya, santri bisa membawa nilai pesantren dalam ekosistem digital yang berkeadilan,” bebernya.

Menurut Bogel, pihak sekolah akan terus mendorong santri mengikuti berbagai pelatihan eksternal demi memperluas wawasan serta menumbuhkan keberanian berkompetisi di era global.

“Kami yakin, dengan bekal spiritual dan pengetahuan teknologi, santri mampu menjadi generasi yang berdaya saing tinggi,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *