PROBOLINGGO//berita harian Indonesia— Pengeboran sudah dilakukan hingga 50 meter, bantuan PAMSIMAS pun pernah datang, bahkan dana desa berkali-kali digelontorkan. Namun, persoalan air bersih di Desa Gunung Bekel, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, tak kunjung teratasi.
“Dari dulu kesulitan air ini tidak pernah benar-benar teratasi oleh pemerintah. Sebenarnya sudah dianggarkan melalui dana desa dalam beberapa tahun terakhir. Tahun ini pun ada anggaran dari dana desa untuk pengeboran,” ungkap Ketua TP PKK Desa Gunung Bekel, Heni, dalam Forum Group Discussion (FGD) bertema Penguatan Ketahanan Pangan dan Gizi untuk Percepatan Penurunan Stunting bersama Komisi III DPRD Kabupaten Probolinggo di Balai Kecamatan Tegalsiwalan, Senin (15/9/2025).
Ia menjelaskan, pengeboran sumur dalam hingga kedalaman 40–50 meter belum membuahkan hasil. Sementara itu, bantuan PAMSIMAS tahun sebelumnya hanya mampu mengaliri sebagian dusun. “Masih ada dusun yang belum terjangkau. Yang sekarang belum teratasi itu air, Pak. Air, air, air itulah yang kami butuhkan saat ini,” tegasnya.
Selain air bersih, Heni juga menyinggung persoalan listrik yang belum merata. Sejumlah dusun masih bergantung pada aliran dari Kabupaten Lumajang. Meski begitu, ia bersyukur sudah ada bantuan tiang listrik dari DPR.
Keluhan tersebut ditanggapi anggota Komisi III DPRD Kabupaten Probolinggo, Alfiana Firda Afnaini. Menurutnya, sebagian wilayah Gunung Bekel sudah menerima program pemerintah, namun masih ada dusun yang belum terlayani. “Harapannya, pemerintah bisa menangani satu per satu dengan baik dan memprioritaskan yang paling mendesak,” katanya.
Alfiana menambahkan, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PERKIM) telah menyiapkan rencana pengaliran air dari sumber Air Tancak di Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris, serta dari Ronggojalu di Desa Banjar Sawah, Kecamatan Tegalsiwalan. “Nanti akan saya tanyakan kembali bagaimana supaya ini bisa dipercepat, agar desa-desa di Tegalsiwalan, Banyuanyar, dan desa lain yang mengalami kekeringan segera merasakan manfaatnya,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti kerusakan Jalan Raya Bendungan di Brani Wetan, Kecamatan Maron, yang menjadi aspirasi warga. Sebagian ruas jalan sudah diperbaiki, tetapi sisanya baru direncanakan masuk anggaran tahun depan.
Anggota Komisi III DPRD lainnya, Wahid Nurahman, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam penanganan stunting. “Karena ini isu nasional, pemerintah daerah, kecamatan, dan desa harus bersinergi agar angka stunting makin tahun makin turun. Harapannya, sinergi ini didukung anggaran yang memadai,” ujarnya.
FGD ini dihadiri sejumlah anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, di antaranya Alfiana Firda Afnaini (Gerindra), Mohammad Dimyati (NasDem), Ahmat Musaqqi Al Qostolani (PDIP), Mohammad Amin Haddar (PPP), Sugiono, dan Wahid Nurahman (Golkar).(Bambang Sudarmaji)